Reading Guide Sebagai Strategi Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Mahasiswa Program Shabahul Lughah.
A. Latar Belakang
Strategi pembelajaran merupakan komponen penting dalam sistem pembelajaran. Strategi pembelajaran terkait dengan bagaimana materi disiapkan, metode apa yang terbaik untuk menyampaikan materi pembelajaran tersebut, dan bagaimana bentuk evaluasi yang tepat digunakan untuk mendapatkan umpan balik pembelajaran. Namun, strategi pembelajaran yang menjadi sorotan dekade terakhir adalah bagaimana guru dapat merancang strategi itu agar para siswa dapat menikmati pembelajaran dengan menyenangkan. Karena otak berpikir hanya mampu berfungsi secara optimal, jika stimulus dari luar lingkungan (terutama guru) sangat menyenangkan. [1]
Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson 1960: 43-44).
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding prosess), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Anderson 1972: 209-210). [2]
Cara membaca ragam jenisnya, ada membaca nyaring dan membaca dalam hati. Peneliti menekankan pada membaca intensif, dimana membaca intensif ini termasuk pada membaca dalam hati. Membaca intensif adalah studi saksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek setiap hari.
Reading guide merupakan salah satu strategi active learning untuk meningkatkan membaca intensif. Dimana dengan adanya strategi ini mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan membacanya dengan cara memahami apa yang dibaca. Alasan utama peneliti memilih, karena sering terjadi penyampaian materi yang belum terselesaikan di dalam kelas, sehingga harus melanjutkannya di luar kelas, hal ini tak lain juga karena waktu yang sangat terbatas. Strategi ini akan peneliti terapkan pada mahasiswa kelas Wustha program Shabahul Lughah.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang merupakan salah satu kampus Islam yang mengintegrasikan antara ilmu agama dan sains. UIN Maliki memandang keberhasilan mahasiswa tidak cukup hanya menguasai potensi akademik, namun keilmuannya dalam bidang agama harus mendalam. Untuk itu, kampus ini memiliki Ma’had sebagai pusat pengembangan ilmu keagamaan sebagai media guna mencapai tujuan tersebut. Shabahul lughah merupakan salah satu kegiatan bahasa yang diadakan Ma’had untuk mengembangkan kemampuan bahasa asing khususnya bahasa Arab. [3]
Ada tiga pembagian kelas untuk program Shabahul Lughah, yaitu: kelas Asasi, Wustha, dan ‘Ali. Peneliti memilih kelas Wustha pada Shabahul Lughah karena dianggap sesuai dengan strategi yang akan diterapkan oleh peneliti, baik dari segi kemampuan mahasiswa maupun materi yang akan disampaikan. Tempat pelaksanaannya adalah pada salah satu gedung di Ma’had, yakni di gedung Fatimah al-Zahra. Dengan demikian peneliti memberi judul pada penelitian tindakan kelas ini dengan Reading Guide Sebagai Strategi Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Mahasiswa Program Shabahul Lughah.
B. Rumusan Masalah
Berdasar identifikasi masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas strategi Reading Guide dalam meningkatkan keterampilan membaca intensif mahasiswa kelas Wustha program Shabahul Lughah?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan strategi Reading Guide dalam meningkatkan keterampilan membaca intensif mahasiswa kelas Wustha program Shabahul Lughah?
C. Hipotesis Tindakan
1. Strategi pembelajaran Reading Guide dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif mahasiswa kelas Wustha program Shabahul Lughah.
2. Strategi pembelajaran Reading Guide menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan keterampilan membaca intensif mahasiswa kelas Wustha program Shabahul Lughah.
D. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan efektivitas strategi Reading Guide dalam meningkatkan keterampilan membaca intensif mahasiswa kelas Wustha program Shabahul Lughah.
2. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan strategi Reading Guide dalam meningkatkan keterampilan membaca intensif mahasiswa kelas Wustha program Shabahul Lughah.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat secara teoritis, dapat memperluas dan memperdalam keilmuan dalam bidang pendidikan dan kebahasaan, terlebih dalam pembelajaran bahasa Arab.
2. Manfaat secara praktis, antara lain:
a. Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan keterampilan berbahasa Arab mahasiswa, dan bisa menerapkan strategi pembelajaran bukan hanya di kelas, namun dapat dilakukan di luar kelas tanpa merasa terbebani dan menyenangkan.
b. Bagi guru, membantu para pendidik untuk selalu mengembangkan model dan metode mengajarnya agar menjadi lebih baik.
c. Bagi peneliti, dapat memperdalam keilmuannya dalam bidang pendidikan dan kebahasaan, serta mendapat pengalaman mengajar strategi tersebut.
d. Bagi lembaga, dengan adanya tindakan dalam bentuk strategi ini, nantinya dapat lebih dikembangkan lagi sesuai dengan keterampilan berbahasa yang diajarkan kepada para mahasiswa.
F. Kajian Teori
1. Strategi Active Learning
Active learning merupakan salah satu aplikasi dari teori konsep tentang manusia menurut Abraham Maslow (Humanistik), dimana Maslow mengatakan bahwa potensi manusia tidak terbatas, Maslow juga memandang manusia lebih optimis untuk menatap masa depan dan memiliki potensi yang akan terus berkembang.
Active learning mencoba membuktikan bahwa semua anak mempunyai potensi untuk berkembang sesuai dengan fase-fasenya. Dengan strategi ini, potensi siswa dapat terus berkembang dengan dilihat dari tingkat kreatifitasnya dan tentu saja dalam memecahkan masalah.
Active learning menjadikan siswa sebagai subyek belajar dan berpotensi untuk meningkatkan kreatifitas atau lebih aktif dalam setiap aktivitas pelajaran yang diberikan, baik di dalam maupun di luar kelas. Dalam strategi ini siswa diarahkan untuk belajar aktif dengan cara menyentuh (touching), merasakan (feeling), dan melihat (looking) langsung serta mengalami sendiri, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan cepat dimengerti oleh siswa. Guru dalam hal ini dituntut untuk memotivasi siswa dan memberikan arahan serta harus menyediakan sarana yang lengkap. [4]
2. Reading Guide (Panduan Membaca)
Dalam beberapa kesempatan, sering terdapat kejadian bahwa materi tidak dapat diselesaikan di dalam kelas, dan harus diselesaikan di luar kelas, karena banyaknya materi yang harus diselesaikan. Dalam keadaan seperti ini strategi ini dapat digunakan secara optimal. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut:
a). Tentukan bacaan yang akan dipelajari.
b). Buat pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh mahasiswa, atau kisi-kisi dan boleh juga bagian atau skema yang dapat diisi oleh mereka, dari bahan bacaan yang telah dipilih tadi.
c). Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya kepada mahasiswa.
d). Tugas mahasiswa adalah mempelajari bahan bacaan dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Batasi aktivitas ini sehingga tidak akan memakan waktu yang berlebihan.
e). Bahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawabannya kepada mahasiswa.
f). Di akhir perkuliahan beri ulasan secukupnya.[5]
3. Keterampilan Membaca
a). Pengertian Membaca
Membaca berarti memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finichiaro and Bonomo 1973: 119). Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Menyimak dan berbicara haruslah selalu mendahului dengan kegiatan membaca. Membaca merupakan usaha memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya (Lado 1976: 132). [6]
b). Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. [7]
c). Beberapa Jenis Membaca
1) Membaca Keras (Qira’ah Jahriyah). Dalam kegiatan membaca keras ini, yang terutama ditekankan adalah kemampuan membaca dengan menjaga ketepatan bunyi bahasa Arab, baik dari segi makhraj maupun sifat-sifat bunyi yang lain, memperhatikan tanda baca atau tanda grafis. Membaca keras juga disebut dengan membaca teknis, bagaimanapun juga mengandung aspek artistic. Tidak setiap orang, penutur asli sekalipun, punya kemampuan untuk membaca teknis ini secara efektif. Namun usaha ke arah itu dalam pengajaran bahasa harus terus dilakukan hingga mencapai hasil maksimal.
2) Membaca dalam Hati (Qira’ah Shamitah). Bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Oleh karena itu, ia merupakan sarana bagi jenis membaca yang lain, yakni membaca analisis, membaca cepat, membaca rekreatif dan sebagainya.
3) Membaca Cepat (Qira’ah Mausa’ah). Tujuan utama membaca cepat adalah untuk menggalakkan siswa agar berani membaca lebih cepat dari kebiasaaanya. Kecepatan menjadi tujuan tetapi tidak boleh mengorbankan pengertian. Dalam membaca cepat ini siswa tidak diminta memahami rincian-rincian isi, tetapi cukup dengan pokok-pokonya saja.
4) Membaca Rekreatif (Qira’ah Istimta’iyah). Jenis membaca ini ada hubungannya dengan membaca cepat. Tujuan membaca rekreatif bukanlah untuk menambah jumlah kosakata, bukan untuk mengajarkan pola-pola baru, bukan pula untuk pemahaman teks bacaan secara rici, tetapi untuk memberikan latihan kepada para siswa membaca cepat dan menikmati apa yang dibacanya. Tujuan lebih jauhnya adalah untuk membina minat dan kecintaan membaca.[8]
d). Membaca Intensif
Membaca Intensif atau Intensive Reading adalah studi saksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Kuesioner, latihan pola-pola kalimat, latihan kosakata, telaah kata-kata, dikte, dan diskusi umum merupakan bagian dan teknik membaca intensif. Teks-teks bacaan yang benar-benar sesuai dengan maksud ini haruslah dipilih oleh guru, baik dari segi bentuk maupun dari segi isinya. Para pelajar atau mahasiswa yang berhasil dalam tahap ini secara langsung akan berhubungan dengan kualitas serta keserasian pilihan bahan bacaan tersebut (Brooks 1964: 172-173).
Yang termasuk dalam kelompok membaca intensif adalah membaca telaah isi (content study reading) dan membaca telaah bahasa (linguistic study reading). Tujuan utama adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argument-argumen yang logis, uruta-urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya; nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan social, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang, dan juga sarana-sarana linguistic yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Erat berhubungan dengan tingkatan pemahaman ini adalah kecepatan membaca. Jelas sekali terlihat bahwa kecepatan akan menurun kalau kedalaman serta keterperincian pemahaman semakin bertambah, semakin meningkat, tetapi jangan pula dilupakan bahwa ada faktor-faktor yang turut campur tangan dalam hal ini. Salah satu faktor tersebut adalah kejelasan teks bacaan itu sendiri. Faktor lain adalah pengenalan pembaca terhadap isi bahan bacaan.
Kita tentu lebih mudah menangkap serta memahami isi bacaan yang telah kita alami, kita kenal, dan kita akrabi. Meskipun demikian, kita masih mungkin mengembangkan kecepatan membaca, dan membaca yang efisien jelas melibatkan kecepatan membaca yang tinggi dengan tingkat pemahaman yang tinggi. [9]
G. Metode Penelitian
1. Setting Penelitian
a). Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di Ma’had UIN Maliki gedung Fatimah al-Zahra pada kelas Wustha program Shabahul Lughah bahasa Arab dan dilakukan selama dua bulan tepatnya bulan Oktober-November 2011 dengan mengacu pada jadwal kegiatan program Shabahul Lughah Ma’had.
b). Siklus Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan melalui dua siklus guna mengetahui keberhasilan yang ingin dicapai dalam penerapan strategi Reading Guide untuk program Shabahul Lughah bahasa Arab. Apabila ternyata hasil yang ingin dicapai tidak sesuai, maka peneliti akan melakukan siklus kedua untuk melengkapinya.
2. Persiapan Penelitian
Untuk pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti harus mempersiapkan dengan matang mengenai segala yang dibutuhkan di lapangan agar nantinya dapat focus menjalankan penelitian. Adapun rincian kegiatan yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut; (1) menyusun rencana pembelajaran (RPP), (2) Silabus, (3) mengumpulkan referensi untuk penyusunan materi ajar, (4) pembuatan media yang dibutuhkan, (5) menyiapkan strategi dan metode pengajaran yang telah dirancang, (6) membuat lembar evaluasi penelitian.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi Penelitian Tindakan Kelas ini adalah seluruh mahasiswa kelas Wustha program Shabahul Lughah, namun yang menjadi sampelnya adalah mahasiswa kelas Wustha A dengan jumlah 25 mahasiswa.
4. Sumber Data
a). Siswa: sebagai obyek untuk mendapatkan data hasil belajar dan aktivitas dalam proses belajar mengajar.
b). Pengajar: untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan strategi pembelajaran, yakni Reading Guide kepada mahasiswa kelas Wushta A dalam meningkatkan keterampilan membaca intensif dan hasil belajar dalam proses belajar mengajar.
5. Teknik dan Alat Pengumpul Data
a). Observasi: observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, yakni pada saat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Observasi dilakukan di dalam kelas tempat proses pembelajaran berlangsung tanpa mempengaruhi aktivitas dalam proses pembelajaran. Observasi dilakukan terus-menerus oleh peneliti selama pelaksanaan tindakan. Observasi dipusatkan baik pada proses maupun hasil tindakan pembelajaran beserta segala peristiwa yang melingkupinya. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang sahih dan handal (valid dan reliable) yang dapat digunakan sebagai bahan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, termasuk yang dikemas dalam bentuk hipotesis-hipotesis. [10]
b). Tes: tes yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan mengembangkan keterampilan membaca bahasa Arab mahasiswa untuk memahami makna nyata (dhahir) sebuah atau beberapa kata. [11] Selanjutnya tes yang akan diberikan berupa pretes dan postes bahasa Arab di awal dan akhir proses pembelajaran pada siklus penelitian.
c). Catatan Harian (Diaries) dan Lapangan (Field Notes): daya ingat peneliti amat terbatas. Oleh sebab itu diperlukan catatan harian dan lapangan agar data tersimpan dengan baik. Penulisan catatan harian meliputi waktu dan pokok bahasan. Adapun catatan lapangan memuat secara deskriptif berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. [12]
6. Analisis Data
Analisis dilakukan dengan menggunakan hasil pengumpulan informasi yang telah dilakukan dalam tahap pengumpulan data. Peneliti mengamati kegiatan mengajarnya dan membahas masalah-masalah yang menjadi perhatian penelitian yang dilakukannya. Pada proses analisis dibahas, apa yang diharapkan terjadi, apa yang kemudian terjadi, mengapa terjadi tidak terjadi yang diharapkan, apa penyebabnya atau ternyata sudah terjadi seperti yang diharapkan, dan apakah perlu dilakukan tindak lanjut. [13]
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk angka yang mendeskripsikan tentang hasil belajar siswa membaca intensif berbahasa Arab dengan menggunakan strategi Reading Guide. Peneliti juga menggunakan data kualitatif untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan strategi ini.
Data yang dikumpulkan dianalisis, kemudian nilai hasil ujian yang diperoleh saat postes dibandingkan dengan nilai hasil pretes, sehingga nilai-nilai tersebut dapat dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah, dengan kriteria berikut yang mengacu pada buku Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Suharsimi Arikunto:
Angka 100 | Angka 10 | Perguruan Tinggi | Huruf | Keterangan |
80-100 66-79 56-65 40-55 30-39 | 8,0-10,0 6,6-7,9 5,6-6,54 4,0-5,5 3,0-3,9 | 8,1-10 6,6-8,0 5,6-6,5 4,1-5,5 0-4,0 | A B C D E | Baik sekali Baik Cukup Kurang Gagal |
H. Rencana Kerja
Rencana kerja yang akan peneliti lakukan dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagaimana berikut:
No | Jenis Kegiatan | Bulan/minggu ke- | |||||||
Oktober | November | ||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | ||
1. | Penyusunan Proposal | √ | | | | | | | |
2. | Pelaksanaan siklus 1 | | √ | | | | | | |
3. | Analisis Data | | | √ | | | | | |
4. | Pelaksanaan siklus 2 | | | | √ | | | | |
5. | Analisis Data | | | | | √ | | | |
6. | Penyusunan Laporan | | | | | | √ | | |
7. | Seminar hasil PTK | | | | | | | √ | |
8. | Revisi/perbaikan laporan PTK | | | | | | | | √ |
[1] Darmansyah. Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 17
[2] Henry Guntur Tarigan. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 7
[3] Buku panduan Ma’had Sunan Ampel Al-Ali Universitas Islam Negeri Malang
[4] Umi Machmudah, Abdul Wahab Rosyidi. Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang Press, 2008). hlm. 123
[5] Ibid. hlm. 160-161
[6] Henry Guntur Tarigan. Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. (Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 9
[7] Ibid. hlm. 9
[8] Ahmad Fuad Effendy. Metodologi pengajaran bahasa Arab, (Misykat: Malang , 2009), hlm. 158
[9] Ibid. hlm. 36-38
[10] Sukarno. Penelitian Tindakan Kelas: Prinsip-Prinsip Dasar, Konsep Dan Implementasinya. (Surakarta, Media perkasa, 2009), hlm. 62-66.
[11] Abdul Hamid. Mengukur Kemampuan Bahasa Arab untuk Studi Islam, (Malang.: UIN Maliki Press, 2010), Hlm. 63.
[12] Opcit, hlm. 90-91
[13] Ibid. hlm. 97-98
Tidak ada komentar:
Posting Komentar